Crève, Ouverte! : Band Berbahaya asal Balikpapan

Crève, Ouverte! : Band Berbahaya asal Balikpapan

Crève, Ouverte! : Band Berbahaya asal Balikpapan 2560 1697 Extended.Asia.Play

Pada 28 September 2023, (T) Theo Nugraha mewawancarai Band baru asal Balikpapan, (C) Crève, Ouverte!, terbentuk pada tahun 2021 dan telah menghasilkan EP Crève, Ouverte! / Trespass. Wawancara ini dilakukan melalui aplikasi chat WhatsApp. Berikut adalah hasil wawancara EXT.ASI.PLAY dengan Crève, Ouverte! yang beranggotakan Wendra (Gitar), Rahman (Bass), Safira (Vokal) dan Ryan (Drum).

T: Halo, boleh ceritakan awal terbentuknya Crève, Ouverte! ?
C: Awal terbentuknya Crève, Ouverte! adalah bertemunya kembali saya sebagai Wendra dan Rahman setelah sekian lama terpisah, dikarenakan saya menempuh pendidikan S1 di ibu kota Kalimantan Timur Samarinda. Sebelum dipisahkan oleh akademik, saya dan Rahman memang sudah sempat berkarya dalam band yang sama sejak masa SMA, yaitu Lucifer in a Rest

Setelah pertemuan kami kembali di tahun 2021 lalu, muncul ide serta keinginan untuk membuat projek musik baru dengan kiblat musik seperti Converge, The Chariot serta Car Bomb. Kami mulai menulis materi-materi lagu bersama, seiring proses berjalannya penulisan lagu. Kami mulai terpikirkan untuk mencari sosok vocal perempuan karena pada waktu itu arah musiknya bergeser ke Super Unison, Gouge Away dan G.L.O.S.S. Singkat cerita bertemulah kami dengan Safira, yang memang pada saat itu juga aktif di dunia musik dengan bandnya sendiri. Setelah memperkenalkan materi-materi musik kami ke Safira, akhirnya bersedialah dia untuk bergabung dengan kami.

Tidak lama setelah pertemuan tersebut kami bergegas untuk menyelesaikan pembuatan lirik yang pada waktu itu. Entah kenapa lirik-lirik yang tertulis itu berbicara sedikit mengenai Burgundy, akhirnya tercetus lah sebuah nama Crève, Ouverte!, biar terkesan France dan romantis. Ide terakhir yang muncul saat proses pembuatan Burgundy itu adalah penambahan unsur elektronik. Karna terbiasa dengan Murphy Radio yang harus melalui sesi post-production untuk men touch up lagu sebelum memasuki tahap mixing mastering. Akhirnya dirilislah Burgundy bersamaan dengan lahirnya Crève, Ouverte! ke dunia sosial media di bulan Oktober 2021.

Kemudian Ryan atau yang akrab disapa Panjul adalah drummer serta orang terakhir yang bergabung dalam formasi. Panjul bergabung dalam Creve Ouverte 1 hari menjelang proses perekaman visual untuk program Studio Live Session by Jameson Connects & Demajors pada tahun 2023.

T: Oke, kalian menyebut genre kalian apa? Dan apakah kedepan ada kemungkinan terjadi perubahan komposisi musik yang kalian usung?
C: Sebenarnya kami pun bingung jika ada pertanyaan mengenai genre musik dari Crève, Ouverte!, tapi kami sepakat untuk memasukkan kategori musik kami kedalam sub genre Post-Hardcore. Materi-materi Crève, Ouverte! yang sudah siap untuk dirilis pun tidak semua berunsur Hardcore/punk, namun harus tetap ada benang merahnya. Maka dari itu tidak menutup kemungkinan buat Crève, Ouverte! kedepannya untuk bereksperimen lagi dengan komposisi musiknya.

T: Dalam produksi membuat komposisi musik dan menulis lagu. Temuan apa yang kalian temukan selama prosesnya? Dan kendala apa saja yang kalian temukan lalu bagaimana kalian menyiasatinya?
C: Cukup banyak sebenarnya band yang menyelipkan suara-suara eksperimen kedalam lagunya seperti yang dilakukan oleh Crève, Ouverte!. Namun bagi kami hal tersebut merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah kami lakukan sebelumnya, diantaranya memasukkan suara feedback gitar, suara jack yang dilepas dari gitar, dan sampling seperti suara panci, serta amen breaks.

Untuk kendala, paling besar kendala kami adalah perihal waktu. Dimana masing-masing personil menjalankan pekerjaan masing-masing. Kedua adalah jarak, Safira yang bertempat tinggal di Gunung Bugis cukup jauh untuk menempuh perjalanan ke titik kumpul. Tapi untuk menyiasatinya, kami sepakat untuk berkumpul di rumah Rahman berlokasi Balikpapan Selatan. Tempat tinggalnya berada di tengah-tengah antara rumah saya dengan rumah Safira, cukup adil untuk berkumpul disitu. Selain itu studio tempat kami membuat draft lagu-lagu juga bertempat di rumah Rahman.

T: Sedangkan dalam EP Crève, Ouverte! / Trespass bagaimana proses pengerjaannya? Apa yang membedakan dengan single Burgundy?
C: Yang berbeda adalah pengerjaan mixing masteringnya, Burgundy digarap langsung oleh saya dan Rahman. Sedangkan untuk selftitled dan Trespass dikerjaan oleh Ari Wardhana di Backstage Studio Samarinda.

T: Untuk video klip apakah kalian terlibat dalam pembuatan konsepnya atau menyerahkan kepada sutradaranya? Dan sebelumnya kenapa alasannya memilih video vertikal untuk Burgundy?
C: Moodboard, konsep serta artistik dari video clip selftitled dibuat oleh saya. Pengerjaannya kami lakukan bersama-sama, pengurangan dan penambahan scene ataupun adegan dalam video disesuaikan dengan keadaan di lapangan oleh Resha alif selaku Videographer.

Kemudian untuk Burgundy sendiri, kami memilih untuk mandiri dalam pembuatan video serta musiknya. Dengan alasan budget juga memaksimalkan tenaga yang ada, videonya dikerjakan oleh teman kami Maimo, dan juga bantuan dari orang-orang terdekat.

T: Oke, untuk gear apa saja yang digunakan Crève, Ouverte! ? Apakah ada perbedaan saat live dan recording?
C: Untuk live, Rahman menggunakan Bass Ibanez Gio Soundgear, dengan pedal Pre Amp, tunner, dan Overdrive. Untuk gitar menggunakan Epiphone Les Paul dan Zoom G. Safira tidak menggunakan gear khusus, hanya menyesuaikan alat yang tersedia di panggung. Dalam proses rekaman, gitar dan bass menggunakan VST yang menyesuaikan karakter dari masing-masing lagu.

T: Oke. Sekarang bagaimana kalian melihat pertumbuhan kancah musik di kota kamu?
C: Sangat bertumbuh. Saking bertumbuhnya sampe gondrong dan lupa di panen hehe.

T: Sekarang kalian sedang mempersiapkan apa kedepan?
C: Sekarang lagi fokus pengerjaan artwork, foto, dan design untuk keperluan album. Sambil menyiapkan titik-titik destinasi untuk tour debut albumnya tahun depan.

T: Apa cita-cita kalian kedepan dengan Crève, Ouverte! ?
C: Cita-citanya bisa bikin showcase di Paris, Tokyo, dan Berlin. Terus bisa ngajak featuring Nic Endo.

T: Oke, terima kasih wawancaranya.
C: Sama-sama Yo.

Informasi Tambahan:
https://creveouverte.bandcamp.com/track/burgundy
https://music.apple.com/id/artist/creve-ouverte/1592085002
https://www.instagram.com/crevenofuture
https://www.youtube.com/@crevenofuture

Photographer Credit:
Nama : Maimo
Instagram : @itsrisk

Theo Nugraha

Theo Nugraha (b. Samarinda, April, 1992) is an artist, curator, and organizer from Samarinda. He has been a part of Indonesian experimental sound scene since 2013. His discography contains almost 200 releases. He is the co-founder of the HEX Foundation and one of the initiators of Extended.Asia, an online platform for sound and visual artists. In addition, He also works as a co-curator of the Museum Kota Samarinda. Theo is also active in an visual experimentation group with Milisifilem Collective, performance art at 69 Performance Club, and is the editor of EXT.ASI.PLAY.

article above by: Theo Nugraha

    error: Content is protected !!