Pembuka
Pandemi, kita semua terdampak, tak terkecuali Harlan. Pertengahan Mei 2020 lalu, kami VJ>Play melalui pesan Whatsapp dari Theo yang mengontak dan mengundang Harlan untuk berkontribusi mixtape digital dalam VJ>Play edisi 33. Di luar dugaan, Harlan tak menyimpan data-data digital. Tak terbiasa dan gaptek, kalau boleh diambil dari petikan wawancara untuk album ini, selama ini Harlan mendengar dan mengoleksi musik dengan CD, kaset tape, piringan hitam ataupun langsung streaming dari website. Theo menawarkan untuk membuat list lagunya saja, dan Harlan memberikan ide untuk membuat dan merilis album baru. Ha! Tanpa banyak basa basi kamipun mengiyakan, VJ>Play merilis album lo-fi Harlan yang baru. Dengan gitar akustik tak bersenar lengkap, aplikasi rekam suara di handphone, tamborin, dan alat elektronik penghasil suara pinjaman, Harlan langsung mengomposisi 20 track yang kesemuanya dibuat dari dalam rumah lengkap dengan latar soundscape dan ambience-nya. Sebuah eksperimen yang menarik bagi kami, dan sejalan dengan ide Visual Jalanan: Do It Yourself.
Dalam proses rekaman Harlan, kami diingatkan bagaimana praktik lo-fi untuk merekam demo musik melalui kaset tape, yang terasa “mentah” dan memiliki kejutan. Karena proses ini bisa dikatakan one-take-recording, tentu selalu memiliki peristiwa menarik dalam prosesnya. Seperti dalam salah satu proses rekaman track, di mana sang anak mengajak dia berbicara ataupun saat sedang hujan. Harlan memiliki kesadaran bahwa soundscape dan ambience adalah bagian dari artistik album ini. Harlan menyebut proses rekaman ini memiliki batasan-batasan, bukan hambatan.
20 track dalam dua album ini mewakili berbagai macam genre dan karateristik. Persoalan jarak dan pertemuan, work for home, kehilangan pekerjaan, sekolah di rumah, di mana keadaan ini menginspirasi Harlan untuk beradaptasi di masa ini. Pemilihan nada yang mudah diingat tapi tetap dalam wilayah eksperimentatif. Ini bisa didengar dalam ketukan dan strumming pada gitar. Harlan juga memiliki perbendaharaan chord yang baik, sehingga lagu-lagunya memiliki komposisi yang baik dan sistematis.
Dalam web ini, play.visualjalanan.org, kami memberikan halaman apresiasi khusus untuk album Harlan — Fidelitas Cinta. Termasuk wawancara proses pembuatan album, testimonial teman-teman, video musik dan lirik . Tentu eksperimen album ini di tengah pandemi ini juga mencoba menjawab keterbatasan yang dimiliki masing-masing, baik Harlan maupun Visual Jalanan. “Kementahan” suara dalam album ini menjadikan nilai lebih dalam konteks “mixtape” yang kami ajukan di awal perbincangan. Semoga album ini dapat didengar, dinikmati, disebarluaskan dan menjadi inspirasi untuk publik ke depannya. VJ>Play berterima kasih kepada Harlan Boer yang bersemangat untuk bersusah payah merealisasikan dan mengedarkan album ini secara khusus dalam website kami, Hauritsa untuk ilustrasi sampul album digital Fidelitas Cinta dan Robby Wahyudi Onggo yang mau membantu kami untuk menyebarkan berita baik ini ke media massa. Salam, dan selamat mendengar.
—Andang Kelana & Theo Nugraha
Fidelitas Cinta 01
- Fidelitas Cinta
- Tatap Sambil Goleran
- Jarak Telah Diputus
- Surat Cinta dari Kantor
- Suaka
- Pulang Virtual
- Buru-Buru
- Batu Ambulan
- Museum Cinta
- Meredam Keluh
Fidelitas Cinta 02
11. Semalam Aku Tak Bisa Tidur
12. Deadline
13. Tahan, Tahan
14. Berdiam Diri
15. Toko Tutup
16. Kelelawar dan Kuda
17. Adaptasi
18. Digital Painting
19. Dari Rumah
20. Fidelitas Cinta 02
Harlan Boer ga tanggung tanggung. Video durasi 4 menit dengan kamera smartphone yang begerak tidak stabil sebagai perkenalan double album Fidelitas Cinta, jadi senjata ampuh untuk buat saya menonton sampai habis. Mendengarkan Harlan Boer dalam Fidelitas Cinta ga bisa saya lakukan sambil beraktivitas rumahan atau kantoran. Kaku saya.
Semua instrumen nya bebas. Situasi pandemi yang cocok untuk berdiam diri dengan telinga yang lepas. Lirik mengikat, imanjinasi nya luas. Saya bisa berjemur dengan bikini di pantai Teluk Sumba, atau saya bisa pakai sleeping bag polar bulu extra tebal dengan perapian menyala di belantara hutan hulu kalimantan. Semua bisa dinikmati sekali pejam dengan suara Harlan yang dekat di telinga sekaligus menggerakkan pundak. Harlan Boer, saya tunggu di perencanaan musik lainnya. Edan !!!
“Jadi ngingetin (lagi) sama jagoan lo-fi Glasgow, The Vaselines, dengan pendekatan lokal yang Indonesia banget. Selalu suka sama pemilihan diksi, tema, dan sudut pandang “ajaib” dari lirik-liriknya Harlan yang somehow sederhana tapi cenderung tak terpikirkan oleh orang banyak.”
Bayangkanlah hal-hal buruk yang akan menimpamu saat merekam lagu! Mungkin senar gitar putus? Alat musik seadanya? Tak dapat keluar rumah? atau hanya bisa mengandalkan voice recorder dari ponsel untuk merekam?
Bagi Harlan, kejadian-kejadian semplang itu bukan sekadar pengandaian. Mereka ada untuk menjadi ramuan ganjil album rangkap Fidelitas Cinta.
Singkatnya, album ini memang bercerita tentang situasi seseorang menghadapi pandemi. Tetapi ditulis tanpa kata-kata ramah SEO: COVID-19, Corona, PSBB, Karantina dan lain sebagainya. Layaknya album-album terdahulu, lirik-lirik Harlan terdengar polos, manis, dan beberapa absurd.
Fidelitas Cinta adalah gambaran kegundahan dalam menghadapi situasi tak pasti. Kegelisahan tak dapat bertemu orang terkasih sementara rasa rindu terus memuncak.
Orang-orang memilih menghabiskan waktu di dalam kamar, dan menjadikan ponsel serta daya khayal sebagai pelarian. Sementara disituasi yang lain, banyak orang-orang yang terpaksa dirumahkan.
Seri kedua dari Album Fidelitas bisa jadi abstraksi dari jiwa-jiwa yang meronta dan depresi akibat terlalu lama terperangkap di dalam rumah.
Mungkin, 20 tahun yang akan datang, ketika orang-orang lupa bagaimana hidup di masa pandemi ini, Fidelitas Cinta dapat menjadi dokumentasi sosial.
Tetapi yang jelas, Fidelitas Cinta adalah peresemayaman rindu. Rindu perbani.
Album Fidelitas Cinta sangat dinamis, kalkulasi matematis ritmenya penuh kejutan, liriknya menjejaki keseharian, semua lagu gua suka.
Jika Harlan Boer mendapatkan pertanyaan trivia: kalau kamu terdampar di pulau, alat musik apa yang akan kamu bawa agar kamu bisa bikin musik, apa kira-kira jawabannya? Gitar? Casiotone? Ukulele? Kecrekan? Harmonika?
Jawabannya sepertinya salah semua. Dia nggak perlu bawa apa-apa. Dirinya sama pikirannya, jikalau terdampar di satu tempat terasing, akan mencari cara untuk berkomunikasi, dengan musik. Akan berbahasa, melalui musik. Akan beribadah, lewat musik.
Di tangannya, musik adalah kebutuhan akan bahasa, pengekspresian diri, dan spirit. Instrumen-instrumen tambahan tadi hanya akan membantu dia makin produktif saja.
Mungkin yang salah pertanyaan trivianya. Jangankan terdampar di pulau, Corona aja nggak mampu menghambat meletusnya Fidelitas Cinta.
Penutup
Tentang Harlan Boer
Harlan sebagai pemusik pernah tergabung antara lain dalam kelompok musik Room V (bass), The Upstairs (keyboard), dan C’mon Lennon (vokal). Selain itu, turut menjadi produser album Efek Rumah Kaca, Bangkutaman, Aubrey Fanani, dan sejumlah rilisan lainnya. Rilisan Harlan sebagai singer-songwriter sebelum album ganda “Fidelitas Cinta” berupa dua single, empat mini album, satu split album, dan dua album penuh, juga proyek musik mini album bersama Bangkutaman dengan nama DAM DAM POP!
—
Harlan – Fidelitas Cinta
Seluruh track dikompisisi dan ditulis oleh Harlan Boer, direkam secara live menggunakan handphone Oppo CE0700 di kamar tidur, rumah mertua, Jakarta. Semua alat musik dimainkan oleh Harlan Boer: Gitar akustik Yamaha C-310 tanpa senar empat, Roland Rhythm Composer TR-626 dicolok ke amplifier bass Cort GE15B, Casio SA-5, Glockenspiel AX-25N3, SX Blues Harmonica, Tambourine, dan Baby Tambourine, juga mengisi seluruh vokal.
Produser: Harlan Boer
Co-Produser: Theo Nugraha & Andang Kelana
Penyelaras Rekaman: Theo Nugraha
Desain Ilustrasi Album: Hauritsa
Relasi Media: Robonggo
Desain Publikasi dan Halaman Website: Andang Kelana
Diproduksi pada Mei–Juni 2020
Diedarkan secara digital oleh VJ>Play — Visual Jalanan
Harlan berterima kasih kepada:
Allah SWT, segenap orang-orang yang telah mendukung saya,
Hana Nurul Hasanah untuk pinjaman gitarnya, Prima Mouthu untuk mesin drum yang sekian lama ini dipinjamkan, Hauritsa untuk artwork-nya, teman-teman Visual Jalanan, Andang Kelana, Theo Nugraha, Robby Wahyudo Onggo, Unggul Kardjono & Mahardika Yudha untuk video-video musiknya, Fian, David dan Gandes untuk teman ngobrol-ngobrolnya, Binar Idris, Rojua, Yaser, serta nama-nama yang sepertinya terus bertambah di masa depan.
© Seluruh Hak Cipta dalam album Fidelitas Cinta dimiliki oleh Harlan Boer, 2020. Diedarkan secara digital oleh VJ>Play–Visual Jalanan pada Juni 2020.