
“Surealisme Via Zoom”
Sepanjang tahun 2020, pandemi memaksa semua orang untuk beraktivitas di depan layar monitor. Mulai dari kerja harian, rapat, presentasi, ngobrol-ngobrol, hingga mengikuti beragam webinar semua dilakukan daring. Meski jarak semakin dekat, namun semua tampak begitu datar. Realitas virtual menjadi hal yang lazim, makna hadir tidak lagi pada entitas fisik, namun lebih pada abstraksi suara dan imajinasi wujud yang sekilas tak tampak.
Disela-sela realitas daring via zoom, saya selalu menimpali layar zoom dengan lagu-lagu yang mampu mengusir rasa jenuh. Memilih lagu yang seolah menjadi suara latar di antara suara-suara presentasi di ruang virtual. Membayangkan kolaborasi antara suara manusia nun jauh disana dengan lagu yang beragam.
Pilihan komunikasi pada lagu berdasarkan pada keterpisahan antara makna lagu dengan nuansa aktivitas pertemuan via zoom. Bagi saya beberapa pilihan lagu (mixtape) ini paling tidak bisa menjadi citra surealisme diantara keterbatasan tubuh manusia dalam dunia maya tanpa batas.
Arsita Pinandita, selain sebagai dosen ia juga pengamat budaya remeh temeh anak muda. Dalam praktik kerja artistiknya ia seringkali memberi ruang bagi seniman yang saat ini hidup dalam lintasan zaman, dimana seni seakan-akan menjadi praktik cair yang bisa dilakukan siapa saja. Ia percaya jika memiliki seni dalam hidup, maka kita tidak perlu larut dalam realitas.
Cover Photo by Arsita Pinandita
Tracklist:
- Bill Orcutt — Odds Against Tomorrow
- Blacks’ Myths — Free Land
- Sepultura — Kaiowas
- J. Zunz — America Is A Continent
- Dave Grohl, Josh Homme, Trent Reznor — Mantra
- Stephen Burroughs — Goodbye Darling